Jumat, 20 Agustus 2010

Untuk teman teman mahasiswa baru pendidikan luar biasa 2010 
yang sedang mengikuti rangkaian acara Masa Perkenalan Akademik(MPA) 
dan yang masih bingung atau belum mengetahui tentang penugasan, atribut dan apapun yang diperlukan untuk kalian selama mengikuti rangkaian acara bisa langsung mendownload buku saku/panduanya lansung di blog ini just click it and u'll get. .

<a href="http://www.ziddu.com/download/11306463/bukupanduanMPA2010.ppt.html">click sini</a>

Sabtu, 14 Agustus 2010

Gaji ke-13 SBY Disumbangkan Kepada Guru

image Jakarta, CyberNews. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyumbangkan gaji ke-13 yang diterimanya bagi para guru dari seluruh provinsi, dari Aceh sampai Papua Barat. Gaji ke-13 SBY ini disumbangkan kepada 66 guru Sekolah Dasar (SD) di daerah khusus/terpencil dan 33 guru pendidikan luar biasa yang memiliki dedikasi tingkat nasional.

Masing-masing guru menerima tabungan senilai Rp 1 juta dan diserahkan Ibu Negara Ani Yudhoyono secara langsung di Istana Negara, Jakarta, Sabtu (14/8).

Selain itu, para guru berprestasi dan berdedikasi tersebut juga mendapat tambahan tabungan Rp 7,5 juta dari BUMN melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI). Ibu Negara juga memberikan cinderamata tambahan, yakni satu paket buku ilmiah, seperangkat wireless, dan seragam.

Turut hadir dalam acara tersebut, Ibu Herawati Boediono dan Mendiknas M Nuh beserta istri Laily Nuh. Dalam sambutannya, M Nuh mengatakan, bahwa penghargaan tersebut diberikan atas dedikasi yang luar biasa dari para guru untuk mengajar siswa tuna daksa, tuna rungu, tuna grahita, dan lainnya serta siswa yang berada di daerah terpencil.
Dari segi kebijakan, pemerintah juga memberi perlakuan khusus kepada para guru dengan mempercepat proses kenaikan pangkat. "Para guru juga sangat terbantu dengan adanya batuan mobil pintar dan rumah pintar yang diberikan Ibu Negara. Mohon jumlahnya ditambah," kata Nuh.

source : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/08/14/62395/Gaji-ke-13-SBY-Disumbangkan-Kepada-Guru

Minggu, 08 Agustus 2010

Siapa Bilang Austis tak Dapat Disembuhkan ?

SURABAYA POST -- Punya anak autis kerap menjadi beban pikiran orangtua. Mereka khawatir anaknya tidak bisa hidup normal, padahal autisme bisa disembuhkan.

Hingga saat ini belum ditemukan penyebab autisme yang kebanyakan diderita anak sejak lahir. Gejala autisme seringkali sudah terlihat saat anak belum berusia 2 tahun. Tapi pada beberapa kasus, ada yang baru terdiagnosis ketika memasuki taman kanak-kanak atau usia awal sekolah dasar.

Akibat gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat kompleks, anak autis tidak bisa senormal anak pada umumnya. Mereka seperti hidup dalam dunianya sendiri dan kadang bertingkah hiperaktif. Namun jika ditangani lebih dini melalui terapi kejiwaan, anak autis bisa pulih seperti anak normal.

"Semakin dini seorang anak terdiagnosis mengalami autisme, penanganan bisa makin optimal. Terutama jika anak yang mengalami autisme sudah diterapi sejak usia kurang dari 3 tahun," kata dr Yunias Setiawati SpKJ, supervisor Day Care Psikiatri Anak RSUD dr Soetomo Surabaya.

Pasalnya, menurut dia, dalam usia tersebut perkembangan otak belum optimal. Yunias mengaku, pada beberapa pasien autis yang ia tangani sejak dini, kondisinya sekarang sudah seperti anak normal. Bahkan ada yang IQ-nya bertambah dan mampu mengenyam pendidikan di sekolah internasional.

Dalam penanganan anak autis, ada beragam terapi. Di antaranya terapi biomedis, perilaku, okupasi, wicara dan musik serta edukasi keluarga. Dalam terapi medis, anak biasanya diberi obat untuk membuang kandungan logam berat dari tubuhnya. Anak autis kebanyakan memiliki kadar logam berat lebih banyak dari anak lain. Hal ini menyebabkan berubahnya susunan dan fungsi sel otak.

Banyaknya kadar logam berat dalam tubuh seorang anak bisa disebabkan banyak hal. Namun yang paling utama adalah polusi. Bahkan seorang ibu yang mengonsumsi ikan laut dari perairan yang sudah tercemar limbah atau polusi bisa menyebabkan anaknya menderita autisme.

Selain membuang zat berbahaya dalam tubuh, anak autis juga harus menjalani diet rendah casein dan gluten. Artinya, mereka tidak boleh mengkonsumsi susu sapi dan tepung terigu. Termasuk makanan yang terbuat dari kedua bahan tersebut seperti es krim dan roti.

Sebagai ganti, anak autis bisa minum susu kedelai. Untuk tepung, mereka masih bisa mengkonsumsi tepung ketan, beras, sagu, tapioka, hunkwe, bihun, kentang dan suun. Selama menjalani diet, orangtua memegang peranan penting. Pasalnya, orangtua harus disiplin dan tegas dalam mengawasi makanan yang dikonsumsi anaknya.

Laporan: Reny Mardiningsih

• VIVAnews 
autis.info

Rabu, 04 Agustus 2010

' PMOI ' Solusi Perubahan

bagi semua masyarakat pendidikan luar biasa kita ini adalah manusia yang ditakdirkan sebagai manusia yang memperjuangkan hak hak dasar manusia dari hal kecil apapun ..
termasuk bagi mereka yang hidupnya dipandang setengah mata oleh mereka yang katanya orang normal (dibaca ABK).
tuntutan dan tanggung jawab kita sebagai pendidik atau dengan sebutan Profesinya yaitu ORTOPEDAGOGIEK harus menjunjung tinggi nilai advokasi kita terhadap ABK . kesejahteraan mereka bukan ditangan siapa siapa melainkan dari tangan ikhlas kita mereka dapat terpenuhi haknya .

hak dimana mereka juga harus mendapat kelayakan dalam hidup dan memperoleh akuisisi dan eksistensi di masyarakat ..
untuk menyiiasati dari itu semua telah tergerak sebuah wadah yang mana didalamnya semua berisi pemuda yang ingin melihat perubahan ke arah yang lebih baik dalam dunia SPECIAL NEEDS dan tidak hanya karna itu kami semua bergerak tetapi  kami disini juga merasa memegang amanah sebagai mahasiswa untuk menjunjung tinggi tri dharma perguruan tinggi dalam pengabdian terhadap masyarakat . 

serta  kami berfikiran bahwa mahasiswa adalah AGENT OF CHANGE (agent perubahan) .
nah untuk teman teman semua setanah air ini mari bergabung untuk mengabdikan dan mengaplikasikan predikat yang selama ini disandang oleh kita sebagai mahasiswa ortopedagogiek dengan bergabung bersama kami di http://pmoinet.ning.com
so , join with us now ! 

Sabtu, 05 Juni 2010

Info Akademik !

INFO BAYAR SPP SEMSTER 093

• PENDAFTARAN KULIAH TGL :
28 juni - 16 juli 2010

• SEMESTER PENDEK (SP)
DIBUKA 14 juni - 23 juni 2010

Sabtu, 01 Mei 2010

MEMPERINGATI HARDIKNAS 2010 Bergerak dari Pembodohan ke Pencerdasan

banyaknya krisis multidimensi yang melanda negara kita telah membuat kita sadar bahwa selama ini kita memang memiliki sumber daya alam yang melimpah sebagai bangsa yang besar, namun sayangnya hal itu tidak diikuti dengan kualitas sumber daya manusia yang menunjang juga.

Masyarakat awam di bangsa ini menjerit mengenai nasib mereka yang ada di garis kemiskinan, namun yang mereka lakukan cuma bermimpi kalau suatu hari kehidupan mereka bisa lebih baik tanpa melakukan suatu upaya untuk memperbaiki kualitas diri mereka. Padahal untuk mengubah nasib masing-masing kita, tidak ada cara lain selain usaha keras dari diri sendiri untuk maju dan giat belajar.

Tidak heran sebagian besar masyarakat kita masih terbuai dengan janji-janji para calon pejabat kalau jika mereka terpilih maka kehidupan akan lebih baik untuk semua orang. Kesalahan bangsa ini selama ini dalam sektor pendidikan bertumpu pada belum adanya upaya kongkret untuk mencerdaskan bangsa ini sehingga bangsa ini tenggelam dalam pembodohan yang berlarut-larut.

Semua permasalahan sebenarnya dimulai dari pendidikan yang dienyam di bangku sekolah di Indonesia. Pihak pemerintah selaku pembuat kebijakan pendidikan dan pihak tenaga pendidik selaku pelaksana kebijakan belum mengajarkan banyak pelajaran penting soal kehidupan kepada anak didiknya. Menurut penulis, hal yang paling utama yang sekolah harus ajarkan ke semua peserta didik adalah semangat untuk maju yang ditandai dengan semangat untuk belajar. Sekolah semestinya memperingatkan para siswa bahwa hidup mereka sebagai individu ataupun kehidupan bangsa ini sebagai masyarakat tidak akan pernah mencapai kemajuan berarti bila mereka tidak berusaha keras untuk senantiasa belajar hal-hal baru dan bekerja giat untuk mendapatkan apa yang mereka impikan.
Salah satu kelemahan bangsa kita yang lain ialah minimnya kreasi. Kita cuma pandai dalam meniru karena itulah yang selama ini diajarkan di bangku sekolah. Pada hari pertama si A masuk bangku sekolah di Taman Kanak-kanak di pelajaran menggambar, bu guru mengajarkan menggambar dua buah gunung dengan matahari terbit ditengahnya lengkap dengan jalanan melengkung dengan sawah di sepanjang jalan. Jika saja bu guru mendapatkan salah satu anak menggambar yang lain, misal sebuah lukisan abstrak, maka bu guru tidak akan segan-segan menghukum anak itu dengan mensetrapnya di depan kelas. Kemudian bu guru akan memanggil orangtua si A dan berkata bahwa anak mereka kurang daya tangkapnya sehingga orangtua pun berpikir bahwa anak mereka bodoh. Secara tidak sadar si A belajar sesuatu
di dalam alam bawah sadarnya bahwa menjadi berbeda adalah sesuatu yang tidak disukai baik oleh guru, teman-temannya, bahkan oleh orangtuanya.
Kebiasaan mencontek di bangku sekolah karena para guru mengharapkan siswa untuk menghafal pelajaran. Jika saja para guru terbiasa melatih siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan di luar kotak, maka kita pun tidak akan perlu mendewakan sebuah Ujian Nasional, karena kita tidak perlu membuat standar yang sama untuk semua orang karena memang semua orang memiliki bidang intelejensia yang berbeda, sesuai dengan teori yang dikembangkan Dr. Howard Gardner. Tidak heran kita pun menemukan kebiasaan mencontek skripsi atau makalah karena yang dikedepankan bukannya proses belajarnya namun pada kelulusannya, Jadi apa yang bisa kita lakukan untuk merubah kondisi ini? Sebagai masyarakat tentunya kita harus mulai mengingatkan dan menanamkan baik kepada diri sendiri maupun orang lain bahwa untuk memperbaiki nasib kita diperlukan kerja keras dan semangat giat belajar. Kita juga harus menghilangkan stigma 'harus sama' kepada generasi penerus bangsa ini karena hal itulah yang membunuh kreativitas. Kita harus mulai menghargai ide-ide baru betapapun konyolnya itu karena dari situlah asal muasal semua penemuan baru. Kita juga harus lebih berfokus pada proses pembelajaran dan bukan pada status lulus/tidak lulus. Bukankah Edison atau Einstein tidak pernah menyelesaikan bangku sekolah mereka? Tapi mereka berhasil mengubah dunia karena mereka berani untuk berbeda dan berada satu langkah di depan yang lain.

Minggu, 25 April 2010

Radiasi Wi-Fi Bikin Anak Jadi Autis?

Wifi Zone London - Manfaat Wi-Fi (wireless fidelity) memang besar terutama untuk lalu lintas data. Namun bagaimana jika gara-gara Wi-Fi, penyakit autis yang menyerang otak bisa melanda?

Sinyal Wi-Fi disinyalir bisa mempercepat perkembangan penyakit autis pada anak-anak. Demikian diungkapkan dalam sebuah studi yang dibesut oleh lembaga Australasian Journal of Clinical Enviromental Medicine. Studi ini mengungkapkan hubungan antara teknologi wireless dengan autisme. Mereka melakukannya dengan mengadakan berbagai tes terhadap anak-anak autis pada tahun 2005 dan 2006.

"Radiasi elektromagnetis dari Wi-Fi kelihatannya menjebak unsur tertentu dalam otak dan menyebabkan gejala autisme pada anak makin meningkat," ungkap Dr. George Carlo, salah satu pembesut studi ini seperti dikutip detikINET dari EeTimes, Kamis (29/11/2007).

Sebelumnya, Dr George Carlo juga pernah meneliti bahwa penggunaan ponsel juga berpengaruh terhadap meningkatnya angka anak yang menderita autis. Gejala ini disebutnya mewabah di seluruh dunia.

Source : http://www.autis.info

Peringatan Hari Buku Sedunia 2010 Di Indonesia

Saya suka membaca, karena orang yang tidak suka membaca, biasanya orang yang tidak banyak tahu. Orang yang tidak banyak tahu biasanya adalah orang bodoh, dan orang yang bodoh sangat dekat dengan kemiskinan."~ Tantowi Yahya ~ 

Buat anda yang suka membaca buku, kemarin tanggal 23 April 2010 merupakan salah satu tanggal yang harus anda tandai di kalender. Mengapa? Karena pada tanggal 23 April 2010, seluruh dunia akan memperingai Hari Buku Sedunia. Mengapa tgl 23 April? Ini secuplik sejarahnya…

Di tahun 1995, UNESCO memutuskan bahwa Hari Buku dan Hak Cipta se-Dunia akan dirayakan pada tanggal ini karena bertepatan dengan festival Katalonia dan juga karena bertepatan dengan tanggal ulang tahun kelahiran dan kematian William Shakespeare, kematian Miguel de Cervantes , Inca de Garcilaso la Vega dan Josep Pla , kelahiran Maurice Druon , Vladimir Nabokov , Manuel Mejía Vallejo dan Halldór Laxness ada di tanggal ini.

Di Indonesia sendiri, sejak tahun 2006 Hari Buku Sedunia ini sudah dirayakan. Untuk tahun 2010 ini WBD Indonesia mengambil tema “Kepergok Membaca”. Tujuannya adalah untuk melihat antusiasme membaca di masyarakat Indonesia, dan tentunya agar budaya membaca makin menjadi gaya hidup masyarakat kita. Bukankah membaca itu membangun wawasan? Dan bukankah Negara kita selalu bercita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa? Cara apakah yang paling gampang mewujudkannya? Urusan sekolah adalah urusan Dinas Pendidikan kan? Bagaimana dengan kita semua? Kita bisa loh ikut berpartisipasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa itu.

Caranya? Selalu tularkan kebiasaan membaca kepada semua orang. Awalilah dari diri anda sendiri dan orang-orang terdekat anda, terutama…anak-anak anda! Tak perlu menghabiskan gaji sebulan untuk memborong buku (buku kan tak bisa untuk membuat asap dapur mengepul!). Cukup canangkanlah niat anda untuk membaca buku sedikitnya 5-10 buku dalam setahun. Tak perlu harus yang tebal-tebal, tapi pilihlah yang benar-benar cocok buat kebutuhan anda

Senin, 05 April 2010

MK Batalkan UU BHP
Wednesday, 31 March 2010

JAKARTA(SI) – Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan seluruh pasal dalam Undang- Undang (UU) No 9/2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (BHP). MK menilai semua isi UU BHP bertentangan dengan UUD 1945.

”Majelis menyatakan, UU No 9 Tahun 2009 tentang BHP Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No 10,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No 4965 tidak memiliki kekuatan hukum mengikat,” tegas Ketua Majelis Hakim MK Mahfud MD saat membacakan putusan uji materi UU ini di Ruang Sidang Gedung MK, Jakarta, kemarin.

Salah satu yang menjadi dasar keputusan MK adalah adanya ketentuan penyeragaman pendidikan yang diatur dalam UU ini dalam bentuk BHP.MK menyatakan tidak menemukan alasan yang mendasar atas diperlukannya penyeragaman pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dalam bentuk BHP. Hakim konstitusi Fadlil Sumadi mengungkapkan, salah satu yang menjadi sorotan MK adalah Pasal 4 ayat 1 UU BHP.

Pasal ini meminta agar BHP dikelola dengan dana mandiri dan prinsip nirlaba. Namun, menurut MK, pasal ini akan memunculkan permasalahan, terutama untuk perguruan tinggi di daerah. Sebab, banyak perguruan tinggi di daerah akan kesulitan mendapatkan sumber dana mandiri. ”Dalam keadaan tidak adanya kepastian sumber dana yang bisa didapat oleh sebuah BHP, sasaran yang paling rentan adalah peserta didik,yaitu dengan cara menciptakan pungutan dengan nama lain di luar biaya sekolah atau kuliah yang akhirnya secara langsung atau tidak langsung membebani peserta didik,”tegas Fadlil saat membacakan pertimbangan.

Karena itu, menurut dia, UU BHP dinilai bertentangan dengan Pasal 28D ayat 1 UUD 1945 tentang pengakuan yang sama di hadapan hukum. Selain itu, UU BHP juga bertentangan dengan Pasal 31 UUD 1945 tentang hak warga negara untuk mendapatkan pengajaran dan pembentukan sistem pengajaran nasional. Selain membatalkan UU BHP, MK juga memutuskan uji materi UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Beberapa pasal di dalam UU Sisdiknas ditafsirkan ulang oleh MK.

Salah satunya adalah pasal yang menjadi landasan pembentukan UU BHP, yakni Pasal 53 ayat 1. Dalam pasal ini terdapat frase ”badan hukum pendidikan”.Menurut MK, frase ini yang kemudian dimaknai sebagai sebutan fungsi penyelenggara pendidikan dan bukan sebagai bentuk badan hukum tertentu. Salah satu kuasa hukum pemohon, Luhut Pangaribuan, menyatakan dasar pembatalan UU BHP adalah dihapuskannya Pasal 53 ayat 1 pada UU Sistem Pendidikan Nasional.

Sebab,menurut dia, pasal inilah yang menjadi dasar pembentukan dan pengaturan BHP. Luhut mengungkapkan, putusan MK ini adalah putusan yang berpihak pada seluruh lapisan masyarakat.” Dari putusan ini terlihat bagaimana kenegarawanan hakim MK,”tegasnya.

Salah satu pemohon, Ketua Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (BPPTSI) Thomas Suyatno mengatakan, sejak semula pihaknya tidak sepakat dengan UU BHP. Sebab,menurut dia,dengan UU ini akan ada penyeragaman semua level pendidikan dari sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi.

http://www.seputar-indonesia.com/edi...t/view/314579/
Indonesia Butuh Guru yang Inspiratif
Senin, 5 April 2010 | 09:40 WIB
M.LATIEF/KOMPAS.COM

JAKARTA, KOMPAS.com — Di Indonesia belum banyak guru yang bisa menjadi inspirasi bagi murid-muridnya untuk maju. Tidak banyak guru yang harusnya bisa membantu peserta didik mengeksplorasi pikirannya.
Akibatnya peserta didik tidak punya kemampuan menganalisis. Pendidikan adalah soal mind set dan ini tanggung jawab seorang guru.
-- Hu Wen Chiang

Guru ternyata sekadar mengajar. Atau, guru sekadar memindahkan informasi dari buku yang dibacanya untuk disampaikan kepada peserta didik di depan kelas.

"Akibat menyedihkan dari kondisi ini, peserta didik tidak punya kemampuan menganalisis. Karena, pendidikan adalah soal mind set dan ini merupakan tanggung jawab seorang guru," ujar Hu Wen Chiang, pakar pendidikan dari Taiwan, di Jakarta, Minggu (4/4/2010), dalam International Conference and Education Exhibition 2010 yang diselenggarakan Majalah Guru dan BUMN Peduli dan dibuka Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Djalal.

Hu menjelaskan, ada empat tipe guru. Pertama, guru yang hanya bisa memindahkan informasi dari buku kepada peserta didik di depan kelas. Kedua, guru yang bisa menjelaskan sebuah masalah atau bahan ajar. Ketiga, guru yang bisa menunjukkan bagaimana materi ajar dengan baik. Keempat, paling ideal, adalah guru yang bisa menjadi inspirasi bagi muridnya untuk maju.

Sebelumnya, Direktur Profesi Pendidik Kementerian Pendidikan Nasional Achmad Dasuki sebagai pembicara mengatakan, pemerintah sedang berusaha meningkatkan kualitas guru dengan meningkatkan kualifikasi akademik guru yang belum S-1/D-IV.

"Saat ini 1,1 juta guru sudah berkualifikasi akademik S-1/D-IV dari total guru dalam jabatan 2,6 juta. Sisanya, 1,5 juta, masih harus ditingkatkan," ujar Dasuki.

Ia mengatakan, yang juga tak kalah penting adalah insentif tambahan bagi guru. (MAM)

Sumber : http://edukasi.kompas.com/read/2010/04/05/09401649/Indonesia.Butuh.Guru.yang.Inspiratif